Kepolisian Dubai menyebutkan lima nama lima tersangka baru dalam pembunuhan seorang pimpinan senior Hamas di sebuah hotel mewah di emirat Teluk, sehingga total tersangka menjadi 32 orang, Al-Arabiya TV melaporkan pada hari Jumat kemarin (7/5).
Polisi mengatakan dua tersangka baru dalam pembunuhan Mahmud al-Mabhuh ditahan pada bulan Januari menggunakan paspor Perancis, dan dua orang lagi dengan paspor Inggris, dan yang lainnya, seorang wanita, memiliki paspor Australia.
Agen polisi internasional Interpol telah mengeluarkan pemberitahuan penangkapan 27 tersangka yang dicari oleh Dubai sehubungan dengan pembunuhan Mabhuh, seorang pendiri sayap bersenjata gerakan Islam Palestina Hamas, yang ditemukan tewas di kamar hotel Dubai pada tanggal 20 Januari lalu.
Pembunuhan yang terjadi telah menyebabkan ketegangan diplomatik atas dugaan pemalsuan paspor Eropa dan Australia oleh agen mata-mata Israel, Mossad.
Australia mengatakan Jumat kemarin bahwa mereka sedang menyelidiki laporan bahwa kelima paspor Australia telah dihubungkan ke pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Dubai pada januari lalu.
Empat paspor Australia palsu diduga telah terhubung ke kasus pembunuhan Mabhouh, yang dicurigai kuat dilakukan oleh agen mata-mata Israel Mossad.
Departemen Luar Negeri mengatakan telah menerima laporan dokumen kelima warga Australia yang terlibat dalam pembunuhan Mabhuh di Dubai.
"(Departemen) menyadari laporan yang menyebutkan bahwa para pejabat di UEA telah mengidentifikasi lima tersangka baru sehubungan dengan pembunuhan tokoh senior Hamas Mahmud al-Mabhuh di Dubai," kata juru bicara deplu kepada AFP.
"Laporan ini menyebutkan tersangka telah membawa paspor Australia, paspor Inggris dan Prancis. Kami sedang bekerja keras untuk menetapkan akurasi laporan tersebut."
Jika terbukti, hal ini akan menjadi kekhawatiran yang paling parah," kata juru bicara.
"Pemerintah mengutuk dalam istilah paling kuat terhadap penyalahgunaan paspor Australia," katanya, menambahkan bahwa pihak berwenang Australia telah melakukan dengan para pejabat di Dubai.
Polisi mengatakan dua tersangka baru dalam pembunuhan Mahmud al-Mabhuh ditahan pada bulan Januari menggunakan paspor Perancis, dan dua orang lagi dengan paspor Inggris, dan yang lainnya, seorang wanita, memiliki paspor Australia.
Agen polisi internasional Interpol telah mengeluarkan pemberitahuan penangkapan 27 tersangka yang dicari oleh Dubai sehubungan dengan pembunuhan Mabhuh, seorang pendiri sayap bersenjata gerakan Islam Palestina Hamas, yang ditemukan tewas di kamar hotel Dubai pada tanggal 20 Januari lalu.
Pembunuhan yang terjadi telah menyebabkan ketegangan diplomatik atas dugaan pemalsuan paspor Eropa dan Australia oleh agen mata-mata Israel, Mossad.
Australia mengatakan Jumat kemarin bahwa mereka sedang menyelidiki laporan bahwa kelima paspor Australia telah dihubungkan ke pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Dubai pada januari lalu.
Empat paspor Australia palsu diduga telah terhubung ke kasus pembunuhan Mabhouh, yang dicurigai kuat dilakukan oleh agen mata-mata Israel Mossad.
Departemen Luar Negeri mengatakan telah menerima laporan dokumen kelima warga Australia yang terlibat dalam pembunuhan Mabhuh di Dubai.
"(Departemen) menyadari laporan yang menyebutkan bahwa para pejabat di UEA telah mengidentifikasi lima tersangka baru sehubungan dengan pembunuhan tokoh senior Hamas Mahmud al-Mabhuh di Dubai," kata juru bicara deplu kepada AFP.
"Laporan ini menyebutkan tersangka telah membawa paspor Australia, paspor Inggris dan Prancis. Kami sedang bekerja keras untuk menetapkan akurasi laporan tersebut."
Jika terbukti, hal ini akan menjadi kekhawatiran yang paling parah," kata juru bicara.
"Pemerintah mengutuk dalam istilah paling kuat terhadap penyalahgunaan paspor Australia," katanya, menambahkan bahwa pihak berwenang Australia telah melakukan dengan para pejabat di Dubai.
0 komentar:
Posting Komentar
Jazakallah Atas kunjungan dan komentarnya, Moga bermanfaat..Syukran