Veteran koresponden Gedung Putih Helen Thomas pensiun pada Senin kemarin (7/6) setelah pernyataannya menyulut kemarahan sebagain orang atas komentar kontroversialnya tentang Israel.
Pensiun dalam usia 89 tahun, Helen Thomas merupakan reporter terlama yang bertugas di korps pers Gedung Putih, seperti diumumkan oleh Hearst Corp, di mana ia bekerja sebagai kolumnis surat kabar.
"Helen Thomas mengumumkan hari Senin ini bahwa dirinya telah pensiun, dan akan efektif dengan segera," kata Hearst News Service.
Helen Thomas, telah menjabat selama puluhan tahun sebagai koresponden Gedung Putih untuk United Press International (UPI), meminta maaf pekan lalu atas komentarnya tentang Israel selama perayaan 27 Mei "Jewish Heritage Celebration" di Gedung Putih.
Ketika ditanya pada acara yang diselenggarakan oleh situs RabbiLive.com, apakah ia punya komentar tentang Israel," jawab Tomas: "Katakan kepada mereka untuk segera keluar dari Palestina."
"Ingat orang-orang ini dijajah dan itu tanah mereka sendiri, bukan seperti orang Jerman dan bukan juga Polandia," kata Thomas. "They can go home, Poland, Germany, and America and everywhere else." "Mereka bisa pulang, warga Polandia, Jerman, dan Amerika dan di tempat-tempat lain."
Penyesalan Di bawah Tekanan
Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs pada hari Senin menggambarkan pernyataan Helen sebagai sangat "ofensif dan tercela" dan Helen Thomas telah menyampaikan permintaan maaf di websitenya, HelenThomas.org.
"Saya sangat menyesal atas komentar saya minggu lalu tentang Israel dan Palestina," katanya.
"Pernyaan itu tidak mencerminkan hati saya dan saya berkeyakinan bahwa perdamaian akan datang ke Timur Tengah hanya jika semua pihak menyadari adanya kebutuhan untuk saling menghormati dan toleransi. Dan hari itu segera datang," Kata Thomas.
Helen Thomas telah meliput setiap presiden AS sejak masa John F. Kennedy dan ia juga merupakan mantan presiden Asosiasi wartawan Gedung Putih.
Dewan asosiasi wartawan mengatakan hari Senin kemarin bahwa komentar Helen Thomas "tidak dapat dipertahankan."
"Banyak yang berprofesi seperti kami yang telah mengenal Helen selama bertahun-tahun sangat sedih dengan komentarnya, terutama mengingat perannya sebagai perintis jurnalis di Gedung Putih," kata dewan.
Dewan mencatat bahwa Helen Thomas saat ini tidak sebagai anggota dari asosiasi dan mengatakan bahwa insiden itu tidak menghidupkan kembali masalah apakah sesuai dengan pendapat kolumnis yang memiliki kursi barisan depan di ruang briefing (White House)."
Helen Thomas dijadwalkan akan menghadiri perayaan kelulusan sebuah sekolah pada tanggal 14 Juni nanti di Walt Whitman High School di Bethesda, Maryland, di luar kota Washington, namun sekolah itu mengatakan bahwa mereka telah membatalkan penampilannya.
"Kelulusan perayaan bukan tempat untuk perpecahan," kata kepala sekolah Whitman Alan Goodwin yang disampaikan ke email para orang tua di sekolah.
"Kelulusan adalah waktu untuk perayaan dan sukacita terutama bagi siswa yang berprestasi; dan acara itu bukan forum untuk diskusi mengenai isu-isu politik," kata Goodwin.(fq/aby)
SUMBER
Pensiun dalam usia 89 tahun, Helen Thomas merupakan reporter terlama yang bertugas di korps pers Gedung Putih, seperti diumumkan oleh Hearst Corp, di mana ia bekerja sebagai kolumnis surat kabar.
"Helen Thomas mengumumkan hari Senin ini bahwa dirinya telah pensiun, dan akan efektif dengan segera," kata Hearst News Service.
Helen Thomas, telah menjabat selama puluhan tahun sebagai koresponden Gedung Putih untuk United Press International (UPI), meminta maaf pekan lalu atas komentarnya tentang Israel selama perayaan 27 Mei "Jewish Heritage Celebration" di Gedung Putih.
Ketika ditanya pada acara yang diselenggarakan oleh situs RabbiLive.com, apakah ia punya komentar tentang Israel," jawab Tomas: "Katakan kepada mereka untuk segera keluar dari Palestina."
"Ingat orang-orang ini dijajah dan itu tanah mereka sendiri, bukan seperti orang Jerman dan bukan juga Polandia," kata Thomas. "They can go home, Poland, Germany, and America and everywhere else." "Mereka bisa pulang, warga Polandia, Jerman, dan Amerika dan di tempat-tempat lain."
Penyesalan Di bawah Tekanan
Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs pada hari Senin menggambarkan pernyataan Helen sebagai sangat "ofensif dan tercela" dan Helen Thomas telah menyampaikan permintaan maaf di websitenya, HelenThomas.org.
"Saya sangat menyesal atas komentar saya minggu lalu tentang Israel dan Palestina," katanya.
"Pernyaan itu tidak mencerminkan hati saya dan saya berkeyakinan bahwa perdamaian akan datang ke Timur Tengah hanya jika semua pihak menyadari adanya kebutuhan untuk saling menghormati dan toleransi. Dan hari itu segera datang," Kata Thomas.
Helen Thomas telah meliput setiap presiden AS sejak masa John F. Kennedy dan ia juga merupakan mantan presiden Asosiasi wartawan Gedung Putih.
Dewan asosiasi wartawan mengatakan hari Senin kemarin bahwa komentar Helen Thomas "tidak dapat dipertahankan."
"Banyak yang berprofesi seperti kami yang telah mengenal Helen selama bertahun-tahun sangat sedih dengan komentarnya, terutama mengingat perannya sebagai perintis jurnalis di Gedung Putih," kata dewan.
Dewan mencatat bahwa Helen Thomas saat ini tidak sebagai anggota dari asosiasi dan mengatakan bahwa insiden itu tidak menghidupkan kembali masalah apakah sesuai dengan pendapat kolumnis yang memiliki kursi barisan depan di ruang briefing (White House)."
Helen Thomas dijadwalkan akan menghadiri perayaan kelulusan sebuah sekolah pada tanggal 14 Juni nanti di Walt Whitman High School di Bethesda, Maryland, di luar kota Washington, namun sekolah itu mengatakan bahwa mereka telah membatalkan penampilannya.
"Kelulusan perayaan bukan tempat untuk perpecahan," kata kepala sekolah Whitman Alan Goodwin yang disampaikan ke email para orang tua di sekolah.
"Kelulusan adalah waktu untuk perayaan dan sukacita terutama bagi siswa yang berprestasi; dan acara itu bukan forum untuk diskusi mengenai isu-isu politik," kata Goodwin.(fq/aby)
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar
Jazakallah Atas kunjungan dan komentarnya, Moga bermanfaat..Syukran